Tribun Pekanbaru - Selasa, 4 Desember 2012 12:34 WIB
Keluhan tak hanya datang dari warga yang rumahnya terendam saja tapi
juga dari warga lain. Aktifitas mereka menjadi terhadap lantaran jalanan yang akan dilalui juga terendam genangan air.
Seperti banjir yang terjadi, Senin (3/12), pada beberapa titik, ketinggian air bahkan diatas lutut orang dewasa. Banjir setelah hujan
lebat yang berlangsung dari pukul 03.00 WIB hingga pagi hari masih
terlihat menggenang hingga sore.
Wati, warga yang sedang melintas di Jalan Sukajadi terpaksa harus
mendorong motornya ke tempat yang kering. Sebab ditengah genangan di badan jalan tersebut tiba-tiba kendaraan yang ditunggangi besama
anaknya mati mendadak.
"Cobalah lihat Dek, siapa yang tak terganggu dengan kondisi seperti
ini. Dari rumah saya tadi tak seperti ini banjirnya. Tapi sampai
disini motor pun mati dibuatnya," celutuknya sambil mendorong motornya ke pinggir toko yang ada di tepi jalan tersebut.
Dari nada bicaranya, terkesan ada nada kesal terhadap pemerintah.
Sebab kondisi tersebut bukan hanya dialaminya sekali atau dua kali
saja. Ia pun sudah tak dapat menghitung berapa kali mengalaminya.
Kadang diakuinya tidak setinggi banjir saat itu sehingga masih bisa
lewat. Tapi tak jarang pulak ia harus mendorong dan mengengkol
berulangkali motornya sampai mesinya bisa hidup kembali.
Menurutnya, belum melihat keseriusan pemerintah menangani masalah banjir ini. Sebab setiap turun hujan lebat sekitar satu jam saja,
dipastikannya jalan-jalan digenangi air. Kondisinya tak berbeda dengan
beberapa tahun lalun sehingga dinilainya tak ada yang dibenahi.
"Kalau serius pastilah tidak separah ini. Lihatlah berapa banyak motor
yang mogok dibuatnya. Motor mogok, seragam anak saya basah, sampainya kesekolah telat," keluhnya. "Apa yang diperbaiki sama Pemko kita selama ini," katanya.
Sedikitnya ada puluhan sepeda motor yang mati mesin lantaran knalpot
masuk air. Sementara mereka tidak ada pilihan lain. Sebab hampir
seluruh ruas jalan di Dumai tersebut terendam dengan ketinggian yang
berbeda.
"Mau lewat mana lagi, semuanya sudah dikepung air. Pilihanya terobos
sajalah ," kata Dul, Warga Simpang Tetap ini. Ia sudah berusaha
memilih beberapa jalan namun dihadang dengan genangan air. Seperti
Jalan Ombak, Tegalega, Cempedak, Arah ke Kelakap.
Selain jalan yang disebutkan Dul, beberapa ruas jalan lain yang terlihat digenangi air adalah Jalan Sultan Syarif Kasim, Jalan Sukajadi dan Jalan Sudirman. Jalan-jalan tersebut merupakan jalan protokol yang merupakan akses utama di Dumai.
Tak hanya pengguna jalan, warga yang rumahnya terendam juga mengatakan hal yang sama. Seperti Ifit yang tinggal di Kelurahan Ratu Sima pagi itu terpaksa harus membersihkan rumahnya dari luapan air parit. Banjir masuk kerumahnya sampai betis.
"Kalau sudah setinggi ini airnya masuknya tak hanya dari depan saja,
tapi juga dari belakang. Belum adalah upaya pemerintah untuk membenahi saluran draenase ini dengan serius. Parit yang ada ini terlalu kecil. Belum lagi kesadaran sesama warga tak saling mendukung. Masih banyak membuang sampah," katanya.
Banjir yang merendam rumah warga juga terjadi di Kelurahan Bukit
Datuk, Sukajadi, Bintan, Simpang Tetap, Pangkalan Sesai, Rimba Sekampung, Dumai Kota, Buluh Kasap dan juga Teluk Binjai.
Ketidakserius pemerintah dalam menangani masalah banjir tersebut
semakin dikesalkan lantaran genangan yang merendam rumah dan jalan
tersebut surutnya lama. Pada pukul 14.30 beberapa ruas jalan dan rumah warga masih banyak yang terendam. Hal tersebut menandakan draenase yang ada jelek sementara rata-rata saluran air yang ada juga ikut terendam. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Banjir Rendam Jalan dan Rumah Warga di Dumai
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2012/12/banjir-rendam-jalan-dan-rumah-warga-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Banjir Rendam Jalan dan Rumah Warga di Dumai
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Banjir Rendam Jalan dan Rumah Warga di Dumai
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar