TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai terlalu banyak kepentingan oknum penguasa dalam pengelolaan kebutuhan pokok rakyat.
Hal itulah yang menjadi penyebab tingginya harga kebutuhan pokok saat ini. "Bahkan kecaman presiden kepada para menteri ekonomi sekali pun tak mampu mengoreksi harga," kata Bambang Soesatyo dalam pers rilisnya, Minggu (28/7/2013).
Jika kecaman presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan operasi pasar oleh pemerintah tidak juga menurunkan harga, kata Bambang, pertanda bahwa posisi tawar pemerintahan ini sangat lemah di pasar kebutuhan pokok. "Ekstrimnya, pemerintah tak mampu mengubah sentimen pasar," kata Politisi Golkar itu.
Bambang mengingatkan Presiden SBY belum lama ini menghardik para menteri ekonomi karena tidak responsif terhadap gejolak harga kebutuhan pokok. Kalau pemerintahan ini memiliki posisi tawar yg kuat, kecaman presiden mestinya bisa mengoreksi harga. "Namun, gema kecaman itu bahkan nyaris tak didengar pasar," ujarnya.
Menurut Bambang, pemerintah lemah di pasar kebutuhan pokok karena adanya oknum-oknum yang diduga diduga menjadi pemain utama atau faktor penentu besaran stok dan tingkat harga. Mereka, lanjutnya, mencari dana di pasar Sembako untuk membiayai aktivitas politik masing-masing pada 2014 mendatang.
"Mereka tidak peduli lagi kalau aksi mereka memanipulasi stok dan harga itu menyengsarakan rakyat. Segala sesuatu nyaris dibuat langka agar ada alasan untuk impor. Dari disparitas harga itulah oknum-oknum pemerintah bisa menangguk untung besar," tuturnya.
Ia mengatakan terjadi kekacauan dalam tata kelola penawaran dan formula harga daging sapi karena diduga oknum penguasa meminta margin laba yang tinggi. Ada indikasi bahwa gambaran persoalan daging sapi tidak sesederhana kasus yg diungkap KPK. "Kalau diteliti lebih cermat, kasus ini akan melebar dan menyentuh area yang sensitif," katanya.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), pekan lalu, akhirnya memberi indikator tentang adanya interest oknum pemerintah dalam mengelola kebutuhan pokok rakyat.
"KPPU menduga seorang menteri terlibat kartel bawang putih. Dalam praktiknya, hampir semua komoditi kebutuhan pokok rakyat dikendalikan kartel. Dan, oknum penguasalah yang mengendalikan kartel-kartel itu," imbuhnya. (Tribunnews.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Omelan SBY Tak Mempan Redam Meroketnya Harga Sembako
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2013/07/omelan-sby-tak-mempan-redam-meroketnya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Omelan SBY Tak Mempan Redam Meroketnya Harga Sembako
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Omelan SBY Tak Mempan Redam Meroketnya Harga Sembako
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar