Bayi Satu Tahun Selamat dari Kobaran Api

Written By Unknown on Selasa, 10 Desember 2013 | 12.47

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Keajaiban itu nyata. Hal inilah yang dialami seorang bocah korban tabrakan Kereta api Rel Listrik (KRL 1131) Commuter Line rute Serpong-Tanah Abang, kemarin. Pada hari naas itu, si bayi usia setahun bersama ibundanya ditemukan petugas pemadam kebakaran dari gerbong khusus perempuan di gerbong pertama.

Balita itu kemudian diamankan di posko dekat lokasi kejadian. Sementara, ibunya dirawat di RS dr Sunyoto. Pantauan TRIBUNnews.com, sekitar 17.00 WIB, dua anggota keluarga menjemput balita tersebut dengan sepeda motor matic dari posko data dan informasi dekat lokasi kejadian. "Terima kasih ya pak," ujar seorang perempuan anggota keluarga korban kepada petugas kepolisian yang menyerahkan bayi selamat itu kepadanya.

"Kami temukan bayi itu di gerbong pertama. Alhamdulillah tidak ada luka," ujar seorang petugas pemadam kebakaran di lokasi kejadian.

Balita ia tampak terdiam saat digendong dan dibonceng seorang ibu. Si ibu yang menjemputnya sesekali menutupi kepala bayi menggunakan terpal menghindari guyuran hujan ke tubuhnya.

Tabrakan KRL dengan truk pengangkut bahan bakar ini mengakibatkan truk sempat terseret sekitar 15 meter lalu terguling. Bersamaan tabrakan itu, tangki bahan bakar meledak disusul kobaran api. Gerbong pertama yang khusus mengangkut penumpang perempuan  terguling dengan kondisi hancur pada ruang masinisnya.

Saat kecelakaan itu, suasana di dalam gerbong dua KRL 1131 yang ditumpangi pasangan Ricky (51) dan Animissa (50), cukup hening. Penumpang yang berdiri hanya berdiam diri tak bersuara, sedangkan penumpang yang duduk sebagian besar tertidur.

Ricky dan istrinya naik dari Stasiun Sudimara, Tangerang, Banten dan berangkat sekitar pukul 11.11 WIB. Siang kemarin ia bepergian ke Tanah Abang untuk menemui teman. Sejak kereta tersebut melintas di Stasiun Sudimara, penumpang sudah lumayan penuh. Banyak penumpang di setiap gerbong yang terpaksa berdiri.

"Ada yang tidur, ada juga yang berdiri. Saya sendiri tidak dapat tempat duduk jadi terpaksa berdiri. Tapi istri saya dapat tempat duduk," katanya.
Singgah di Stasiun Pondok Ranji, kereta tersebut kembali dimasuki sejumlah penumpang, alhasil kereta itu jadi tambah sesak. Ia pun hampir terdorong jauh dari istrinya, beruntung ia masih bisa berdiri tak jauh dari sang istri.

"Setelah keluar Stasiun Pondok Ranji, suasana di dalam gerbong masih sepi, tidak ada yang mengobrol. Lalu kereta berhenti mendadak, berbarengan dengan suara ledakan," ujarnya.

Ricky terpental jauh dari istrinya, begitu pun penumpang lain yang berdiri. Sesaat kemudian kepanikan luar biasa pun terjadi. Teriakan doa berharap pengampunan pun terdengar, rintihan kesakitan dan teriakan kaget.

Sahran (62) kebetulan satu gerbong dengan pasang suami istri itu juga ikut jatuh. Sahran mengingat ia mendengar suara benda menubruk lantai kereta, berbarengan dengan jeritan histeri dan teriakan memilukan. "Saya pikir suara itu suara orang jatuh ke lantai, saya pun ikut jatuh," kata Sahran.

Gerbong pertama dan kedua roboh ke arah kanan rel. Penumpang di gerbong dua seingat Sahran langsung berlarian menuju pintu, namun pintu itu masih tertutup rapat, suasana di dalam gerbong  pun makin panik. Beruntung tak lama kemudian tiba-tiba pintu terbuka, penumpang pun berlarian keluar.

Sahran saat berada di luar baru menyadari, bahwa kereta yang ia tumpangi baru saja menubruk truk tangki bahan bakar. Ia sempat saksikan warga di sekitar lokasi kecelakaan langsung membantu memecah-mecahkan kaca kereta untuk membantu mengeluarkan para punmpang.

Eka (30), penumpang lainnya tidak kuasa menahan tangisnya ketika mengingat peristiwa kecelakaan yang terjadi antara KRL dengan truk tangki pengangkut 24 ribu liter atau 24 kiloliter bahan bakar premium. "Saya melihat nenek-nenak lari dari belakang dengan tangan terbakar," kata Eka di RS Suyoto.

Tidak lama kemudian, ia melihat kepanikan wanita-wanita lain yang berada di gerbong satu yang semuanya perempuan. Ia mengingat awalnya, Eka yang hendak berangkat kerja mendengar suara yang awalnya dikira kereta mengalami kerusakan mesin.

"Tidak lama api berkobar dari depan, saya yang berada di gerbong dua mendengar orang teriak api berkobar di gerbong 1," katanya. Eka berada di gerbong dua yang kondisinya miring.

Dalam kondisi pintu tertutup, ia tidak bisa melakukan apa pun. Sampai akhirnya berhasil dibuka dia meloncat sehingga kaki terkilir.(*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Bayi Satu Tahun Selamat dari Kobaran Api

Dengan url

http://pakanbarupos.blogspot.com/2013/12/bayi-satu-tahun-selamat-dari-kobaran-api.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Bayi Satu Tahun Selamat dari Kobaran Api

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Bayi Satu Tahun Selamat dari Kobaran Api

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger