TRIBUNPEKANBARU.COM- Tiupan maut udara Kutub Utara yang mencetak rekor suhu terdingin dalam beberapa dekade yang menghajar wilayah timur Amerika Serikat, Selasa waktu setempat, mengerutkan udara, jalan dan jalan kereta, mendorong kenaikan harga energi dan menyengsarakan para tuna wisma.
Paling sedikit sembilan orang tewas di seluruh penjuru negeri yang terpapar udara kutub yang menerjang Amerika Utara dalam beberapa hari terakhir.
Pihak berwenang telah memperingatkan separuh Amerika Serikat untuk mewaspadai angin dingin atau peringatan cuaca dingin.
Suhu diperkirakan mencapai 14 sampai 19 derajat Celsius di bawah suhu normal, dari wilayah Midwest sampai Tenggara, kata Badan cuaca Nasional seperti dikutip Reuters.
PJM Interconnection, badan penyuplai energi listrik untuk kawasan mid-Atlantic dan bagian-bagian Midwest, mengatakan bahwa para pemasok listrik tengah berjuang memenuhi permintaan yang melonjak ketika udara dingin memaksa sejumlah pembangkit listrik dimatikan.
Udara dingin yang saat ini terjadi adalah sangat ekstrem, kata Michael Kormos, wakil presiden operasi PJM Interconnection.
Penyulingan-penyulingan minyak juga terkena dampaknya, termasuk milik Marathon Petroleum Corp dan Exxon Mobil Corp.
Di Oklahoma, berkurangnya pasokan propana akibat cuaca ekstrem memaksa Gubernur Mary Fallin mengumumkan keadaan darurat dan mengabaikan syarat izin untuk perusahaan-perusahaan transportasi luar negara bagian itu demi membuat mereka masuk membawa propana.
Tempat-tempat penampung tuna wisma dan gedung-gedung pemerintah menjadi tempat bernaung ornag-orang yang kedinginan.
Daniel Dashner, gelandangan berusia 33 tahun yang biasanya tidur di bawah jembatan di Milwaukee, mengatakan dia mengungsi ke tempat penampungan Senin malam.
"Biasanya jika saya punya empat atau lima selimut, maka saya bisa tetap hangat, ta[i ketika angin dingin itu bertiup, saya sudah tak peduli lagi berapa selimut yang saya punya, angin dingin tinggi menusuk saya," kata dia ketika suhu udara turun sampai minus 21 derajat Celsius.
Udara beku dan vortex kutub yang mempengaruhi 240 juta rakyat Amerika Serikat dan selatan Kanada akan hilang pada paruh kedua pekan ini, kata AccuWeather.com seperti dikutip Reuters. (antara)
Anda sedang membaca artikel tentang
AS Masih Membeku
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2014/01/as-masih-membeku.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
AS Masih Membeku
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar