Laporan wartawan Tribunpekanbaru.com: Mayonal Putra
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Umar Wijaya dipercaya oleh masyarakat Batu Teritip, Sungai Sembilan, Dumai untuk mengurus konflik tapal batas hingga ke presiden. Sementara banyak yang mempertanyakan, dari mana Umar dan kawan-kawan mendapatkan anggaran untuk mengurus konflik tapal batas itu. Apalagi, Umar dan kawan-kawannya harus rela meninggalkan anak-istrinya berhari-hari.
Menurut cerita Umar, Marzuki dan Syahroni, anggaran untuk mengurus penyelesaian tapal batas tersebut merupakan swadaya dari kelompok tani di Batu Teritip. Sedikitnya, ada 11 kelompok tani di Batu Teritip yang memberikan sumbangan kepada Umar Cs untuk mengurus tapal batas itu. Namun, anggaran yang diberikan pun hanya sekedar makan, ongkos, penginapan serta membayar keperluan lainnya.
"belum ada kami dibiayai oleh orang lain. Satu kelompok tani beranggotakan sedikitnya 50 orang. Sebelum kami berangkat mengurus permasalahan ini, kami rapat mengkalkulasikan anggaran yang dibutuhkan," katanya.
Setelah diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan, barulah masing-masing kelompok tani mengajukan kesanggupannya untuk memberikan sumbangan. Termasuk kelompok tani yang dipimpin oleh Umar Wijaya sendiri.
"Memang anggaran untuk mengurus ini sangat besar, tapi kami tetap hemat. Karena, dokumen yang kita kirimkan juga sampai ke provinsi dan Jakarta. Kalau ke Jakarta melalui pos saja," katanya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Anggaran Memperjuangkan Tapal Batas Swadaya Kelompok Tani
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2014/04/anggaran-memperjuangkan-tapal-batas.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Anggaran Memperjuangkan Tapal Batas Swadaya Kelompok Tani
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Anggaran Memperjuangkan Tapal Batas Swadaya Kelompok Tani
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar