TRIBUNPEKANBARU.COM, MAIDUGURI - Sekitar 30 remaja di antaranya gadis yang masih berusia belasan tahun, diculik oleh kelompok pemberontak Boko Haram di Negeria bagian utara. Diduga, mereka yang diculik bakal menjadi tawanan, sekaligus akan dinikahi secara paksa oleh para gerilyawan tersbeut
"Orang-orang itu menculik anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan, di wilayah kami," kata Alhaji Shettima Maina, Kepala Desa Mafa, wilayah yang terletak 50 kilometer sebelah timur ibu kota negara bagian Borno dilansir Antara, Senin (27/10/2014).
Mallam Ashiekh Mustapha tokoh desa setempat menjelaskan, 17 orang juga tewas akibat serangan Boko Haram di desa tetangga, Ndongo, selama beberapa hari terakhir.
Boko Haram adalah kelompok pemberontak yang mulai mengangkat senjata melawan pemerintah Nigeria sejak 2009. Mereka dituduh bertanggung jawab atas serangkaian serangan dan penculikan.
Pada April, kelompok tersebut menculik lebih dari 200 remaja putri di kota Chibok dan memicu kecaman internasional.
Penculikan terhadap wanita dan remaja putri serta pemaksaan terhadap pemuda untuk bergabung, merupakan taktik yang umum digunakan Boko Haram. Sejumlah pengamat memperkirakan lebih dari 500 orang telah ditahan oleh Boko Haram. Sebagian besar korban dipercaya telah dipaksa menikahi anggota kelompok tersebut.
Penculikan terakhir terjadi meski pun pemerintah Nigeria telah menyatakan gencatan senjata terhadap pemberontak. Pada awal bulan ini, pemerintah mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Boko Haram untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang selama lima tahun terakhir. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Puluhan Gadis Diculik, Boko Haram Nikahi secara Paksa
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2014/10/puluhan-gadis-diculik-boko-haram-nikahi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Puluhan Gadis Diculik, Boko Haram Nikahi secara Paksa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Puluhan Gadis Diculik, Boko Haram Nikahi secara Paksa
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar