Tribun Pekanbaru - Senin, 1 April 2013 10:55 WIB
"Mari kita dudukkan persoalan ini sebagaimana mestinya, jangan di dramatisir apalagi dipolitisasi. Perlu diingat, bahwa sebelum ini pernah juga dibentuk komite etik di KPK pada kasus Bibit dan Chandra yang berakhir tanpa sanksi," ujarnya, Senin (1/4/2013).
"Meski, Komite Etik membenarkan adanya pertemuan antara Nazar dan Chandra sebanyak empat kali, dan sekali pertemuan antara Nazar dengan Haryono dan Bambang. Saat itu komite etik juga menemukan adanya surat-surat yang hilang, oleh karenanya ada rekomendasi yang meminta agar administrasi KPK lebih ditertibkan," ujarnya.
Selain itu, publik kerap mendengar adanya BAP KPK yang boncor ke publik. Terakhir adalah BAP dari Bambang Soesatyo beberapa waktu yang lalu. Bila saat ini ada upaya untuk mendongkel Abraham lantaran persoalan sprindik, menurutnya, tak berlebihan bila ini dianggap sebagai upaya koruptor memecah belah KPK.
"Karena menurut pak Johan Budi itu kan hanya draft sprindik, jadi sepertinya tidak layak bila digunakan sebagai alasan untuk mendongkel Abraham Samad. Bukankah pembocoran BAP lebih berat dari persoalan ini, bukankah temuan komite etik di era sebelumnya juga lebih berat dari saat ini," tegasnya.
Hilangnya sebuah surat kan lebih berat dari bocornya sebuah surat, imbuhnya. itupun rekomendasinya adalah penertiban administrasi.
"Saya tidak mau berspekulasi lebih jauh soal ini, biarlah komite etik bekerja dengan baik dan benar. Yang jelas jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh koruptor untuk melemahkan KPK," pungkas Aboebakar.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Jangan Sampai Koruptor Manfaatkan Masalah Sprindik yang Bocor
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2013/04/jangan-sampai-koruptor-manfaatkan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jangan Sampai Koruptor Manfaatkan Masalah Sprindik yang Bocor
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jangan Sampai Koruptor Manfaatkan Masalah Sprindik yang Bocor
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar