Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan

Written By Unknown on Senin, 28 Oktober 2013 | 12.47

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Afrizal

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tidak ada yang menyangka, daerah relokasi Danau Buatan Koto Panjang, Kampar, Riau bertransformasi menjadi sentra ikan Patin. Kampung Patin menjadi sebutan bagi Desa Koto Mesjid, Kampar karena 85 persen penduduk memelihara Patin.

"Tergantung pasokan yang datang. Kadang 800 kilogram sampai satu ton". Kalimat tersebut terucap dari mulut Nelda. Warga Desa Koto Mesjid ini terlatih membelah ikan patin segar. Tangan kanannya memegang erat sepotong kayu kecil untuk pemukul. Tangan kiri memegang pisau kecil namun tajam. Hanya sekali pukul, kepala Patin langsung terbelah. Ikan selanjutnya dibelah oleh pekerja lain. Isi perut dicuci dibuang, disusun dan siap diasapi. Setiap hari satu ton patin segar bisa dibersihkan untuk diasapi.

Aktivitas yang dilakukan Nelda hanya sebagian kecil rutinitas warga Koto Mesjid. Bergelut dengan patin sudah menjadi kebiasaan warga, Mulai dari pembibitan, panen hingga pengelolaan hasil produksi bisa ditemukan ditempat ini.

Ikan Patin merupakan komoditas ekonomi yang telah menjadi penggerak desa. Setiap hari dipanen enam ton patin segar. Ikan berasal dari 1280 kolam ikan warga yang memiliki luas total hingga 54 hektar.

Memiliki jumlah penduduk 2068 jiwa dengan  535 kepala keluarga, kolam seolah menjadi kewajiban ada di setiap rumah. Memiliki slogan tiada rumah tanpa kolam ikan, hampir setiap kepala keluarga di desa  menjadikan kolam ikan sebagai sumber mata pencarian utama. Kebun karet yang selama ini mereka miliki, justru menjadi mata pencarian sampingan. Padahal saat direlokasi, karet merupakan mata pencarian utama.

"Sejak memelihara patin, perekonomian masyarakat terus mengalami peningkatan. Banyak multiplier effect yang terjadi termasuk perbaikan infrastruktur oleh pemerintah. Sekarang masyarakat sini pun malu rasanya kalau tidak sekolah sampai sarjana," ujar Firman Edy, salah satu warga yang juga bergerak dalam usaha ikan patin.

Transformasi Desa Koto Mesjid menjadi Kampung Patin, mulai terlihat sejak 2008 silam. Desa yang pintu gerbangnya terletak dipinggir jalan lintas menuju Sumatera Barat ini sebelumnya sudah mulai membudidayakan ikan. Namun keterbatasan dana dan informasi, pola peternakan masih dilakukan secara tradisional.

Menurut Suhaimi, seorang pengusaha Patin sekaligus penggerak budi daya Ikan Patin di Koto Mesjid, transformasi menuju Kampung Patin ini terlihat setelah dibentuknya Forum Komunikasi Mitra Binaan PT  Telkom tahun 2008. Forum ini merupakan perkumpulan warga yang telah menjadi mitra dan mendapatkan pinjaman bergulir. Melalui forum ini jugalah masyarakat yang belum pernah mendapatkan pinjaman  bisa mendapatkan rekomendasi.

"Per hari patin yang dipanen di desa Koto Mesjid sekitar enam ton ikan segar. Ikan ini kemudian ada yang diolah lagi dan ada juga yang dijual segar," katanya.

Menurut Officer 1 PKBL Riau , Adlin, PT Telkom mulai menyalurkan pinjaman ke desa ini sejak 2003 silam. Namun saat itu hanya delapan mitra binaan saja dengan jumlah pinjaman Rp 125 juta. Tahun 2004, masyarakat mengajukan pinjaman mulai bertambah. Selama dua  tahun tercatat 22 mitra binaan dengan total alokasi dana Rp 472 juta.

Tahun berikutnya 2005, terjadi peningkatan lagi menjadi 25 mitra binaan dengan pinjaman Rp 622,5  juta. Tahun 2006, jumlah mitra binaan yang dibantu telah mencapai  28 mitra dengan total Rp 897,5 juta. Memasuki 2007 bertambah lagi menjadi  36 mitra binaan dengan dana Rp 1,35 miliar lebih. Peningkatan signifikan, terjadi tahun 2008 bertepatan dengan dibentuknya Forum Komunikasi, Juli 2008.

Dalam waktu satu tahun peningkatan mitra binaan bertambah lebih dari dua kali lipat dibandingkan akumulasi lima tahun pertama. Sebanyak 86 orang telah menjadi mitra binaan dengan pinjaman Rp 3,06 miliar lebih. Setelah forum terbentuk, calon mitra binaan semakin bertambah sehingga 2009 telah dibantu 102 mitra binaan dengan Rp 3,59 miliar.

Tahun berikutnya, 2010, meningkat  lagi menjadi 116 mitra dengan dana Rp 4,99 miliar. Tahun 2011, sebanyak Rp 6,98 miliar disalurkan pada 164 mitra binaan. Sedangkan hingga  2012 lalu, dana  Rp 9 miliar lebih telah disalurkan pada 202 mitra binaan. Dari 202 mitra binaan, sebanyak 165 mitra bergerak disegmen perikanan dengan total pinjaman Rp 7,13 miliar lebih. Disusul industri 18 mitra binaan dengan pinjaman Rp 992 juta. Sisanya adalah perdagangan, jasa dan perkebunan.

Dulu, Sebuah Desa Relokasi
Bagi yang pernah menuju Sumatera Barat melalui Kampar, tentu pernah melihat gerbang biru besar yang terletak di pinggir jalan lintas di Kecamatan XIII Koto Kampar. Dari arah Pekanbaru, gerbang ini berada di sebelah kanan.

Sebelum tahun 2000, tidak banyak orang yang tahu keberadaan desa ini. Meskipun pintu masuk desa berada di jalan lintas propinsi, daerah ini hanyalah sebuah desa relokasi dari Pulau Gadang. Akibat pembangunan waduk Koto Panjang, mereka harus pindah dari daerah pinggir sungai menuju daerah tinggi yang jauh dari sungai.

"Sebelum memelihara  patin, masyarakat telah mencoba berbagai jenis ikan. Terakhir, pilihan dijatuhkan pada ikan patin karena sesuai dengan suhu daerah dan tidak memerlukan air yang harus mengalir," ujar Suhaimi, seorang pengusaha dan penggerak Kampung Patin, beberapa waktu lalu.

Namun, lanjut Suhaimi, pola yang dipakai masih tradisional dan bibit yang bagus sulit didapatkan. Keinginan memilihara ikan pun awalnya bertolak dari ketakutan masyarakat yang tidak bisa lagi mengkonsumsi ikan dengan mudah.

Pasalnya, sebelum direlokasi, mereka dengan mudah bisa mendapatkan ikan sebagai sumber protein. Saat ini, produksi Patin tidak saja dijual segar. Warga setempat mulai meningkatkan nilai jual dengan mengolah menjadi ikan asap, ikan asin maupun olahan lainnya seperti nugget patin.  (Afrizal)


Anda sedang membaca artikel tentang

Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan

Dengan url

http://pakanbarupos.blogspot.com/2013/10/tiada-rumah-tanpa-kolam-ikan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger