TRIBUNPEKANBARU.COM, DENPASAR- Untac Nem pria asal Kamboja ini mengayuh sepeda gunungnya dari Medan, Sumatra Utara menuju Bali yang berjarak 13 ribu km.
Perjalanan panjang ia mulai 11 Mei 2014 dan tiba di Bali, Sabtu (7/6).
Berbagai pengalaman menarik dan menyedihkan ia temui sepanjang perjalanan, mulai dari habis bekal di tengah perjalanan, salah jalan, menembus hutan, tidur di emperan toko atau rumah kosong hingga terjatuh karena jalan rusak.
Nah, seperti apa lika-liku perjalanan pria yang hobi bersepeda ini, Tribun Bali menemuinya Minggu (8/6) di Ubud, Gianyar.
Obsesi Untac Nem menjelajah sebagain dari wilayah Indonesia berawal dari keinginan besarnya untuk mengetahui langsung keadaan alam serta lingkungan sosial pulau Sumatera.
Ia mendengar kabar dari sejumlah rekannya bahwa Sumatera merupakan daerah yang rawan tindakan kriminal.
"Aku mendengar informasi dari beberapa rekan, bahwa Sumatera itu daerah yang sangat berbahaya karena banyaknya tindakan kriminal. Tapi setelah aku menjelajah ternyata aman dan tidak terjadi apa-apa terhadap diriku sampai saat ini aku bisa tiba di Bali," ujarnya.
Menjejakkan kaki pertama kali di tanah Batak, ia mulai mengayuh sepedanya mengeliling sejumlah daerah di Sumatera Utara seperti Danau Toba, Pulau Samosir, Deli Serdang, Simalungun.
"Aku sampai di Danau Toba dan Pulau Samosir, ibarat melihat surga. Indah sekali," ucapnya.
Dari Medan, ia bergerak menuju Bukit Tinggi, Padang, Lampung, dan Jakarta.
Pria yang bekerja sebagai tur guide di Kamboja ini menuturkan, perjalanan melintasi Sumatera merupakan petualangan yang paling mengesankan.
Di sepanjang perjalanan ia disuguhkan pemandangan barisan bukit, pegunungan serta pantai yang belum terjamah.
Namun tak hanya keindahan ia juga mengalami sejumlah peristiwa seperti terjatuh dari sepeda, salah jalan, menembus hutan, tidur di emperan toko atau rumah kosong.
"Karena di jalan yang aku lewati tidak ada penginapan, jadi aku tidur di emperan rumah kosong. Kadang aku salah jalur karena informasi dari orang yang aku tanya sering meleset. Jatuh 4 kali dari sepeda, tapi untungnya tidak fatal hanya mengalami lecet,"ucapnya.
Ia menuturkan, dari perjalanan menjelajah Sumatera, ia berkeinginan mempromosikannya sebagai daerah tujuan wisata, karena memiliki sumber daya alam dan budaya yang sangat beragam.
Namun di satu sisi pengelolaannya masih dirasa kurang, seperti tidak tersedianya sarana dan prasarana.
"Sumatera itu sangat kaya akan keindahan alamnya. Orang-orang yang berpikiran Sumatera itu berbahaya, ternyata tidak benar. Di sana itu seperti surga. Kalian harus datang ke Sumatera," jelasnya.
Usai menjelah Sumatera dan menyeberang ke Pulau Jawa, Untac Nem tiba di Jakarta.
Namun ia tak melanjutkan perjalanannya mengendarai sepeda menyusuri berbagai kota di pulau Jawa. Dari Jakarta ia langsung menuju Bali menggunakan pesawat.
"Senang rasanya tiba di Bali. Sepanjang perjalanan aku hanya berbekal tas kecil tidak ada tas besar atau perlengkapan lainnya. Ini semua karena tekad, jadi aku lakukan saja. Meskipun di tengah perjalanan uangku habis dan kadang aku rindu rumah dan keluargaku," tutur pria yang telah menjadi atlet sepeda sejak tiga tahun lalu.
Setelah di Bali, kini pria kelahiran 4 Maret 1991 ini ingin menjelajah berbagai tempat wisata di Bali dengan mengendarai sepeda.
Dan berharap ke depan ia bisa kembali menjelajah Indonesia.
Bahkan terbersit keinginan besarnya mengendarai sepeda dari Kamboja menuju Paris, Prancis.
"Selanjutnya aku ingin menyusuri Pulau Jawa, ke Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan berakhir di Bali. Namun keinginan yang sampai saat ini masih aku pendam adalah naik sepeda ke Paris," harapnya sembari tertawa.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pria Asal Kamboja Promosikan Indonesia Dengan Bersepeda dari Medan ke Bali
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2014/06/pria-asal-kamboja-promosikan-indonesia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pria Asal Kamboja Promosikan Indonesia Dengan Bersepeda dari Medan ke Bali
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pria Asal Kamboja Promosikan Indonesia Dengan Bersepeda dari Medan ke Bali
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar