Maimanah Umar Bersikap Tegas Saat Memimpin Sidang Paripurna MPR

Written By Unknown on Sabtu, 11 Oktober 2014 | 12.47

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Setelah membuka sidang paripuna MPR, Selasa (7/10) pukul 11.00 WIB, Maimanah bersiap membacakan agenda sidang. Pada saat itulah, Maimanah mendapat 'serangan' interupsi. Suasana sidang makin panas saat beberapa anggota DPR dari kubu Prabowo dan kubu Jokowi berebut interupsi ke pimpinan sidang.

Kubu Jokowi ingin sidang dilanjutkan kendati kelompok DPD hanya mengajukan seorang calon pimpinan MPR, yakni Oesman Sapta Odang atau OSO. Sedangkan kubu Prabowo ingin sidang diskors dan DPD bisa mengajukan lebih dari satu nama. "Kelompok DPD belum sepakat, ada dua versi yang akan diusung. Kalau tatib (tata tertib) ini tidak diluruskan, ini riskan digugat di Mahkamah Konstitusi," kata seorang anggota DPR dari Fraksi PAN.

Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Aria Bima menyela karena anggota Fraksi PAN berbicara sebelum ada izin dari pimpinan sidang. "Anda kalau ngomong tolong diatur. Anda belum dipersilakan ngomong oleh pimpinan sidang. Untuk apa Anda ngomong. Pimpinan tolong matiin mic-nya, ini ngomongnya liar, nggak ada izin," kata Aria.

Ketegangan juga terjadi ketika Aria Bima memprotes anggota Fraksi Gerindra,  Desmond J Mahesa yang mengucapkan kalimat "Mudah-mudahan mulut PDIP yang lalu bisa kita pegang." Aria Bima yang duduk di samping Desmond murka. Ia tidak terima pernyataan Desmond.

Maimanah segera meminta para peserta sidang ysng berdiri untuk kembali ke  kursinya. "Saya minta tenang semuanya," katanya.

Maimanah mengakui suasana sidang saat itu cukup 'panas'. Namun, ia tetap tenang menghadapi hujan interupsi dan perdebatan yang terjadi di antara anggota kedua kubu itu. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) atau Senator, bernama lengkap Dra Hj Maimanah Umar MA ini, mendapat amanah memimpin sidang MPR untuk memilih pimpinan MPR yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Gaya kepemimpinan Maimanah berbeda dari gaya kepemimpinan Popong Otje Djundjunan atau Ceu Popong yang memimpin sidang memilih pimpinan DPR, 1-2 Oktober lalu. Maimanah justru mengkomodir interupsi peserta sidang. Namun, Maimanah bersikap tegas ketika peserta sidang yang berkeras mengubah agenda sidang MPR.

Maimanah mengaku banyak belajar dari sidang yang dipimpin Ceu Popong. "Saya melihat televisi, ternyata (sidangnya) begitu. Saya berdoa, jangan-lah seperti itu, semoga tenang. Mungkin juga itu dikarenakan sikap kita masing-masing. Mungkin karena bawaan saya tenang," ujarnya.

Maimanah menghormati hak menyampaikan pendapat setiap anggota DPR dan DPD. Karena itu, ia kerap mengakomodir interupsi dari peserta sidang. "Prinsip saya, jangan men-stop kalau ada yang interupsi. Kalau mereka di-stop bisa emosi. Kadang interupsi justru membantu saya. Misalnya, ada yang interupsi minta daftar hadir diumumkan per fraksi. Saya bilang terima kasih dan itu bisa dilakukan sembari sidang berjalan. Setelah ada absensi dari pihak Setjen, saya umumkan daftar hadir," tuturnya.

Maimanah bersedia mengakomodir hampir seluruh interupsi karena ia berprinsip persatuan dan kesatuan di atas perbedaan kelompok disertai pendapat dan kepentingan masing-masing. "Kita beda-beda, tapi kita sudah direkat oleh Bhinneka Tunggal Ika. Yang kita perjuangkan itu sama, kita ingin Indonesia lebih baik. Lalu, mengapa kita tidak bersatu," tuturnya.

Hal yang tidak kalah penting bagi Maimanah, adalah menjaga ucapan, sikap dan tindakan sebagai pimpinan sidang. Maimanah sangat menjaga dirinya agar tidak mengeluarkan perkataan yang menyinggung peserta sidang dan rapat gabungan. "Saat saya memimpin rapat gabungan, seluruh partai hadir, ada pimpinan dan petinggi partai, menteri dan sebagainya. Tetapi rapat aman, karena saya tidak membuat mereka tersinggung. Apa gunanya membuat mereka tersinggung? Mungkin karena pengalaman saya, kata-kata yang saya ucapkan membuat sidang kondusif," ujarnya.

Menurut Maimanah, banyak godaan yang memancing emosinya pada saat memimpin sidang. Namun Maimanah bisa mengendalikannya. "Saat sidang belum dimulai pun, kawan-kawan (DPR dan DPD) sudah interupsi. Padahal, saat itu acara interupsi memang mau saya buka. Mungkin itu menguji emosi saya. Tapi, saya  tidak terpancing, sabar saja menghadapi," tuturnya.

Maimanah juga selalu berdoa di dalam hati saat sidang mulai panas. "Saya memang mempunyai kekhawatiran juga. Saya berdoa, 'Ya Allah, jangan lah sampai ada masalah. Apalagi masyarakat melihat sidang itu," ungkapnya.

Kekhawatiran juga muncul dari anak dan cucunya yang menyaksikan aksi Maimanah dari televisi. Mereka khawatir Maimanah mendapat serangan fisik dari para anggota DPR yang murka. "Anak-anak saya khawatir. Mereka khawatir akan seperti sidang DPR. Tapi, saya pasrah dan berdoa saja," katanya.

Anak dan cucu-cucu juga bersedih karena Maimanah tidak bisa pulang ke Riau untuk merayakan Idul Adha bersama mereka. "Anak-anak bilang, kami sedih ibu nggak pulang. Saya bilang nggak apa-apa demi bangsa kita. Doakan ibu supaya bisa memimpin dengan baik," katanya sembari menitikkan air mata.

Maimanah juga menilai, kemampuannya memimpin sidang merupakan buah dari pengalamannya dalam berorganisasi. Maimanah sudah berorganisasi sejak SD, menjadi ketua OSIS di SMP dan SMA, serta menjadi ketua senat sewaktu kuliah di Jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga (kini Universitas Islam Negeri Yogyakarta). "Saya juga dipercaya oleh masyarakat Riau di banyak organisasi kemasyarakatan, semua itu berjalan dengan baik. Nggak ada masalah yang menyusahkan pikiran. Sebenarnya, masalah-masalah itu kita buat sendiri, masalah datang. Kalau masalah tidak kita buat, insya Allah nggaka ada masalah," ujarnya.

Selain itu, Maimanah juga telah empat periode menjadi anggota DPRD Provinsi Riau (1977-1982, 1982-1987, 1992-1997, 1997-1998) dan tiga periode menjadi anggota DPD (2004-2009, 2009-2014, 2014-sekarang). Di luar karier politik, Maimanah adalah dosen di IAIN Pekanbaru. Saat menjadi anggota DPD periode lalu, pada April 2012, Maimanah mendapat gelar doktor studi Hukum Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Pekanbaru. Saat itu, ia berusia 75 tahun.

Memimpin Sidang Paripurna MPR merupakan pengalaman bagi Maimanah yang sudah empat periode menjadi anggota DPRD dan tiga periode menjadi anggota DPD. Tugas itu meninggalkan kesan pada Mainamah, khususnya pada padatnya jadwal rapat. "Waktunya sangat padat. Sebelum Sidang Paripurna, saya memimpin sidang gabungan," kata Maimanah.

Maimanah tidak merasa minder kendati berhadapan dengan ketua umum partai hingga orang partai yang baru melepas jabatan menteri, pada saat memimpin rapat  gabungan DPR dan DPR serta sidang MPR. "Mereka orang-orang hebat, pemikiran dan pendapatnya bagus-bagus. Tetapi saya merasa, 'kok, semuanya mendukung dan membantu saya? Jadi, ada kalanya satu pertanyaan (jawabannya) dibantu oleh anggota yang lain," ujarnya.

"Saya katakan, terima kasih sekali kepada pimpinan partai dan fraksi-fraksi di DPR. Saya merasakan tidak ada kubu-kubu saat saya memimpin rapat. Semuanya membantu saya," imbuhnya.

Meski begitu, Maimanah mengaku ada beberapa anggota DPR yang juga petinggi partai yang 'ngotot' merubah aturan sidang. Beruntung, Maimanah bisa meredam sikap ngotot anggota DPR tersebut. "Ada yang ngotot, mereka meminta merubah tata tertib karena berlawanan dengan Undang-undang MD3. Saya jawab, boleh tatib diubah, tapi waktunya bukan sekarang. Agenda sekarang menghadapi pemilihan pimpinan MPR," tuturnya.

"Itu tegas saya katakan, dan semua menerima. Jadi, perlu ada jalan keluar dari keinginan-keinginan mereka," ia menambahkan. (tribunnews.com)


Anda sedang membaca artikel tentang

Maimanah Umar Bersikap Tegas Saat Memimpin Sidang Paripurna MPR

Dengan url

http://pakanbarupos.blogspot.com/2014/10/maimanah-umar-bersikap-tegas-saat.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Maimanah Umar Bersikap Tegas Saat Memimpin Sidang Paripurna MPR

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Maimanah Umar Bersikap Tegas Saat Memimpin Sidang Paripurna MPR

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger