Laporan: Mayonal Putra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Meskipun KPU Riau percaya dengan rekanannya yang mencetak surat suara Pilgubri 2013, namun jumlah yang rusak semakin mengalir. Data tersebut belum masuk secara rinci ke KPU Riau, namun secara lisan sudah dibeberkan di dua kabupaten jumlah surat suara rusak mencapai 2000 lembar, dari berbagai kategori kerusakannya.
"Laporan KPU kabupaten/kota belum semuanya masuk, jadwalnya tanggal 21 Agustus. Namun, secara lisan, yang terbanyak itu di Kampar dan Inhil. Di kampar melebihi 1000 lembar sedangkan di Inhil melebihi 900 lembar," ujar ketua KPU Riau Tengku Edy Sabli kepada Tribun, Senin (19/8).
Jumlah kerusakan surat suara itu belum final, berkemungkinan bakal bertambah lagi. Sedangkan di 10 Kabupaten/kota lainnya belum ada laporan secara lisan kepada KPU. Alasannya, proses sortir dan pelipatan masih berlangsung.
Dikatakan Edy Sabli, proses penyortiran dan pelipatan selalu diawasi Panwaslu. Setiap hari KPU Kabupaten/kota membuat Berita Acaranya. Sehingga pasangan calon tidak perlu khawatir karena semua yang rusak dipastikan diganti oleh perusahaan yang mencetak surat suara tersebut.
"Semua tanggungjawab rekanan, tidak ada lagi biaya tambahan dari kita, termasuk biaya akomodasi antar jemput," katanya.
Ketentuan itu juga sudah diantisipasi dalam kontrak kerja. Berdasarkan komunikasi dengan rekanan, Edy Sabli memastikan kondisi yang dialami Riau juga dialami provinsi lain seperti Jatim.
"Surat suara di Pilgun Jatim juga dicetak oleh rekanan kita. Perusahaan itu sudah bonafit, mereka juga dapat proyek nasional mencetak alquran," katanya.
Sedangkan surat suara yang rusak akan dimusnahkan sesuai proses pemusnahan dokumen negara. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Surat Suara Rusak di Kampar dan Inhil Hampir 2000
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2013/08/surat-suara-rusak-di-kampar-dan-inhil.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Surat Suara Rusak di Kampar dan Inhil Hampir 2000
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Surat Suara Rusak di Kampar dan Inhil Hampir 2000
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar