TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Hingga Kamis (29/8) sore kemarin, menurut data yang dikeluarkan tim satgas penanggulangan bencana asap di Riau, titik hotspot mengalami penurunan drastis dari sebelumnya dan pantauan satelit NOAA terakhir hanya tersisa 26 titik hotspot yang tersebar di Provinsi Riau. Berkurangnya titik hotspot ini diduga disebabkan turunnya hujan pada Rabu malam dan Kamis pagi sehingga sejumlah api padam.
Sedangkan pantauan Tribun di Pekanbaru sejak pagi, asap tetap menyelimuti langit kota, namun tak separah hari sebelumnya. Sementara papan ISPU yang berada di depan kantor Walikota tetap menunjukkan jika udara dalam keadaan tidak sehat.
"Pantauan terakhir satelit NOAA ditemukan 15 titik di Pelalawan, 5 di Inhu dan daerah lainnya. Hingga saat ini Pelalawan masih daerah terparah ditemukan titik apinya,"ujar Slamet Riyadi analisis BMKG stasiun Pekanbaru kepada Tribun.
Prediksi BMKG sendiri untuk sebagian besar wilayah Provinsi Riau akan mengalami hujan meskipun dengan intensitas ringan. Namun waktu hujannya ini tidak berasamaan seperti halnya yang terjadi pada Rabu malam dan Kamis pagi.
"Dari analisis kita, kamis malam ada hujan dan Jumat juga, hujan ini hanya dengan intensitas ringan sedang. Namun saya rasa dengan turunnya hujan ini akan bisa memadamkan titik-titik api yang bermunculan itu,"ujar Slamet.
Mengenai arah angin, dari pantauan BMKG mencatat arah angin berasal dari arah tenggara ke selatan, sehingga tidak ada kemungkinan ekspor asap lagi ke negara tetangga terutama Malaysia dan Singapura seperti kejadian sebelumnya yang sempat meliburkan pelajarnya di Singapura dan Malaysia.
Sementara itu, pada Kamis (29/8) sore, Pemerintah Provinsi Riau bersama instansi dan satgas yang tergabung dalam penanggulangan bencana asap melakukan rapat kordinasi di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau yang berada di Jalan Sudirman. Namun sayang, dalam rapat kordinasi tersebut, masing-masing instansi tidak bisa menyampaikan laporannya secara rinci karena keterbatasan data dari Kabupaten/kota.
Seperti misalnya, data penderita ISPA yang ada di Dinas Kesehatan, hingga saat ini penjelasan dari Dinkes Provinsi belum ada laporan dari Kabupaten/Kota, hanya Kota Pekanbaru yang memberikan laporan setiap harinya. Pihak Provinsi menyalahkan kabupaten/Kota dalam menyampaikan laporannya masing-masing.
"Kami belum dapat laporan dari Kabupaten/Kota, itulah susahnya kami melaporkan setiap harinya,"ujar Diwani Kasi Kesehatan Lingkungan Dinkes Riau kepada anggota rapat di BPBD Kamis sore.
Hal serupa juga diungkapkan perwakilan dari Dinas Kehutanan Provinsi Riau yang hingga saat ini belum memiliki data lengkap mengenai jumlah luas lahan terbakar dari Kabupaten/Kota. Perwakilan Dishut ini juga menyalahkan petugas di Kabupaten/Kota.
"Kami belum memiliki data berapa jumlah lahan terbakar, karena itu merupakan laporan dari Kabupaten/Kota, dan kami di Provinsi juga tidak bisa memperkirakan berapa jumlah lahan itu yang terbakar,"ujar perwakilan dari Dishut yang diwakili Kasi perlindungan hutan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah Provinsi Riau Said Saqlul Amri menjelaskan, saat ini tim pemadam yang bersiaga di setiap kabupaten/kota berjumlah sekitar 200 personil gabungan dari kepolisian dan TNI.
"Arahan dari BNPB pusat langkah tercepat yang harus dilakukan dalam penanggulangan karhutla ini. Selain melakukan pemadaman melalui darat dengan personil yang ada, kita juga mengerahkan dua helikopter water bombing dan dua pesawat Cassa untuk modifikasi hujan buatan,"ujar Said Saqlul Amri.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Tersisa 26 Hotspot di Riau
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2013/08/tersisa-26-hotspot-di-riau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tersisa 26 Hotspot di Riau
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar