TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Petani perkebunan kelapa sawit yang berada di wilayah perbatasan Riau mengaku tidak mengetahui lagi mana Tandan Buah Segar (TBS) yang menunjukkan siap dipanen, gara-gara kabut asap semakin pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau.
"Penglihatan pendodos (pegambil) buah sawit jadi terganggu, karena kabut asap yang semakin hari, semakin pekat yang merupakan kiriman dari provinsi tetangga," ujar Rohim (57), melalui sambungan telepon seluler dari Pekanbaru, Jumat.
Rohim merupakan salah satu warga yang mengikuti program transmigrasi dan tinggal di Desa PIR Trans Sosa IB, Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara atau 1,5 jam melalui jalan darat dari Kota Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Padahal, lanjutnya, harga TBS yang dibeli oleh pabrik kelapa sawit sedang tinggi, sehingga para petani setempat memperoleh keuntungan lumayan demi menghidupi dan menuhi kebutuhan keluarga yang semakin tinggi dengan hanya mengandalkan tanaman sawit.
Jika TBS yang dipanen dari pohon kelapa sawit merupakan buah yang muda, maka pabrik kelapa sawit membelinya dengan harga yang relatif murah atau jauh dari apa yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginan para petani.
"Itu terjadi gara-gara kabut asap ini. Jarak pandang aja di sini semakin menurun atau dari yang tadinya seluas mata memandang, kalau sekarang berkisar antara 800 meter sampai satu kilo meter," katanya.
Rika Indah Sariyanti (28), penduduk Kota Pekanbaru, Riau dan sedang mengungsi ke Sosa mengatakan, rata-rata penduduk setempat belum tahu apa dampak buruk ketika mereka menghirup udara yang berkabut asap pekat kiriman dari Riau.
"Kalau mereka tahu, sudah pasti mengenakan masker. Belum lagi pada ibu hamil dan balita di sini yang dampaknya baru dirasakan sepuluh tahun kemudian. Dampak terburuk dari balita yang tumbuh, bisa menyebakan dia jadi idiot," ucapnya yang berencana segera mengungsi ke Medan.
Kamar Dagang dan Industri Riau menyatakan, dampak kabut asap pekat tidak hanya berdampak pada bidang ekonomi provinsi itu, tetapi juga daerah sekitar seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi dan lain-lain.
"Dampak terburuk itu terganggu aktivitas belajar dan mengajar di sekolah yang mengancam masa depan bangsa serta lebih terburuk lagi bagi kesehatan jutaan rakyat, sehingga diharapkan Presiden turun tangan membantu mengatasi," kata Direktur Eksekutif Kadin Riau, Muhammad Herwan. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Petani Sawit Terganggu Asap Riau
Dengan url
http://pakanbarupos.blogspot.com/2014/03/petani-sawit-terganggu-asap-riau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Petani Sawit Terganggu Asap Riau
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Petani Sawit Terganggu Asap Riau
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar