TRIBUNPEKANBARU.COM - Gayanya yang nyentrik dan kerap tampil sporty, membuat Dahlan Iskan berbeda dengan menteri lain di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II. Namun, selain soal tampilan keseharian yang tak lazim bagi seorang pejabat, Menteri BUMN ini juga menyandang predikat sebagai menteri yang paling sering disindir oleh bosnya, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tak kurang ia telah mendapat dua kali kartu kuning alias peringatan dari SBY karena kelakuan dan kebijakannya yang dinilai kurang etis. Dahlan dinilai sering "mbalelo" dengan mengambil tindakan dan kebijakan yang kontroversial.
Mantan Direktur Utama PLN itu bahkan sempat enggan memberikan testimoni soal sosok SBY dari tiga tahun menjadi menterinya. Dia baru buka suara setelah disinggung soal edaran presiden berisi teguran untuknya.
"Oh iya, saya dapat dua kartu kuning dari presiden. Ya wajar lah, nggak apa-apa," kata Dahlan santai.
Dia mengatakan, SBY memang tidak pernah marah besar dengan kata-kata bernada tinggi. Menurut Dahlan, SBY lebih senang menegur menterinya lewat surat, berisi teguran tertulis. Dua surat teguran itulah yang menjadi kado tak terlupakan bagi Dahlan.
Pada 2012, Dahlan dikabarkan mendapat teguran tertulis dari Presiden SBY melalui Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Gara-garanya adalah tindakan kontroversial Dahlan mulai dari aksi gebrak-gebrak di pintu tol hingga kebijakan memecat direksi Badan Usaha Milik Negara yang membuat pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 itu digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
Pada tahun yang sama, Dahlan juga sempat membuat Presiden SBY geram. Peristiwa ini terjadi setelah kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat.
Saat itu, rombongan presiden SBY sudah bersiap meninggalkan lokasi kunjungan, para menteri yang mendampingi sudah masuk mobil untuk mengikuti SBY menuju tempat peristirahatan. Namun, tidak bagi Dahlan.
Pemenang konvensi calon presiden Partai Demokrat yang akhirnya gagal diajukan partai besutan SBY itu justru sibuk berfoto bersama masyarakat dan pergi ke lokasi lain. Dahlan tidak mengikuti rombongan presiden.
Namun, teguran tertulis kedua bagi Dahlan baru tiba menjelang akhir masa jabatan sebagai menteri. Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengeluarkan surat edaran agar para menteri tidak mengambil kebijakan kontroversial menjelang akhir pemerintahan.
Presiden SBY juga menyebut ada 10 menteri yang mendapat rapor merah. Salah satunya dikabarkan adalah Dahlan Iskan yang saat itu disorot presiden lantaran masih saja suka memecat direksi BUMN.
Meski sering kena "semprit", Dahlan rupanya tak mau mengingatnya. "Aku, kalau yang begitu-begituan saya lupakan," ucap Dahlan.
Kendati sering berbeda sikap dengan presiden, Dahlan mengaku ada satu hal positif yang dilihatnya dari SBY. Presiden keenam RI itu, ujar dia, telah memberikan iklim BUMN yang positif dengan tidak melakukan intervensi.
"Jadi BUMN bisa melakukan aktivitas korporasi yang cukup bebas dan cukup baik. Iklimmya baik, jadi paling tidak yang seperti itu yang paling baik dan perlu dipertahankan," tutur Dahlan. (*)